Melalui previewnya ini Google mengharapkan para pengembang aplikasi bisa melakukan penyesuaian form factor, sekaligus mengenal lebih mendalam user interface (UI) terbaru yang dikembangkan.
Dibandingkan dengan sistem operasi sebelumnya seperti FRoyo, Honey Comb memang lebih kaya fitur. Tak hanya melakukan pembaruan pada UI, Google juga menawarkan thema yang semakin bervariasi, widget yang semakin beragam, serta konsep drag and drop. Berbagai fitur lain yang dikembangkan bermuara pada peluang untuk memperkaya aplikasi yang bisa dinikmati pengguna pada device layar lebar.
Honey Comb juga mendukung pengembangkan konten atau aplikasi berbasis animasi, suatu GL render built in yang membuka peluang pengembang aplikasi mengembangkan aplikasi berbasis tiga dimensi. Pada aplikasi terbarunya ini Google menyediakan engine grafis tiga dimensi yang diberi nama Renderscript.
Di sisi yang lain, untuk meningkatkan kebutuhan pengguna kategori enterprise (perusahaan), dikembangkan satu policy administrasi yang baru, seperti sistem enkripsi pada media penyimpanan (storage) dan password. Ini merupakan sebuah upaya agar admin perangkat bisa bekerja lebih efektif.
Sistem operasi terbaru juga mendukung prosesor single core atau multicore. Termasuk sejumlah peranti pendukung. Dalam hal ini Google memperkaya berbagai fitur multimedia seperti dukungan terhadap live streaming HTTP, digital right management, serta transfer file atau data menggunakan MTP/PTT.
KOnsep API yang baru ditujukan untuk memberikan dukungan bagi teknologi Bluetooth A2DP dan HSP. Diharapkan pendekatan ini memungkinkan berbagai aplikasi mendukung audio streaming dan kontrol terhadap headset, sehingga bisa dilakukan koneksi secara simpel tanpa harus menggunakan UI.
(republika)
No comments:
Post a Comment
comment please..